Hari Keempat,
Saya menjalani Magical May tak terasa sudah empat hari. Selama itu, saya kembali terbiasa untuk mengucap syukur dan berterimakasih atas apa yang telah Tuhan beri. Beban saya seperti berkurang dan langkah saya semakin ringan. Semacam memberi sugesti dalam diri agar saya tetap fokus hanya memasukkan hal-hal baik lalu menyaring segala bentuk --katakanlah, hal negatif untuk ada dalam hati saya. Belum sempurna, tetapi saya mulai bisa mengatur hal apa saja yang harusnya tetap dipertahankan dalam batin saya. Tugas kemarin memang saya akui lumayan berat. Berhubungan dengan sesuatu yang sebenarnya tidak ingin saya ingat-ingat lagi karena beban dan goresan luka yang cukup dalam. Namun, akhirnya saya merasa lega akhirnya saya berhasil menuliskan, meskipun itu hanya bagian luar saja. Saya bersyukur untuk satu hari kemarin...
1. Kemarin malam, saya naik Patas AC yang kosong. Biasanya, saya sudah heboh sendiri berlari untuk mengejar bus padahal busnya sendiri sedang ngetem. Aneh, punya kebiasaan jelek seperti ini. Walaupun di waktu tertentu bagus juga kita bisa sedikit gesit. Tetapi semalam, saya berjalan cukup santai dan tenang. Terlalu terburu-buru dengan sesuatu, terkadang bisa membawamu kepada pilihan yang salah dan ketidakpuasan. Ada dua Patas, tapi saya tahu trik kondekturnya. Biar dia bilang kosong, jangan lantas percaya. Akal-akalan. Biasanya malah sudah penuh. Memang kosong, tapi di tengah (gang). Maka saya memilih untuk menunggu sebentar dan datang bus kedua yang benar-benar kosong. Ya tidak semua sih begitu, tapi mengingat saya punya track record sendiri dengan bus Patas ini, makanya saya tahu bus mana yang kosong, mana yang tidak.
2. Terimakasih untuk seorang, dua orang atau entah berapa lagi yang sepertinya memantau tweet-tweet saya. Terimakasih, artinya kalian masih peduli dan mempunyai waktu untuk (membaca tweet) saya. Saya membebaskan siapa saja untuk mengintip dan mengetahui apa yang saya tulis. Saya tidak berpikiran negatif, tapi pada dasarnya, (mungkin) saya masih punya arti untuk kalian. Terimakasih.
3. Blog saya ini dibaca oleh seseorang, yang tidak pernah saya pikirkan sebelumnya. Terimakasih untuk waktunya membaca tulisan saya. Pesan saya tersampaikan? Mungkin. Di sini saya tidak bermaksud untuk memberitahu kamu, saya hanya mengeluarkan apa yang harusnya dikeluarkan. Maaf juga, ya, untuk memakai nama dan foto. Sekarang saya edit dengan panggilan saya ke kamu sesuai permintaan. Iya, untuk privasi juga barangkali. Sebetulnya kaget juga, sih, tiba-tiba kamu kasih kabar baru baca tulisan saya. :D
4. Diberi uang buat ongkos sama Kakak. Hahaha... Terimakasih.
5. Saya bingung mau nulis apa lagi. Mungkin saya rekap jadi satu point ya. Ada lima: saya sehat, saya dan keluarga masih bisa makan dan minum cukup, pekerjaan saya kemarin tidak ada masalah yang berarti, dapat sate Padang dari kakak, dan tidur saya akhir-akhir ini selalu nyenyak dan ketika bangun badan saya segar. Terimakasih..
=======
Hari kelima, kali ini tentang kesehatan. Saya bersyukur kepada Tuhan, bahwa sejak kecil saya belum pernah sakit yang sampai pada level serius. Beberapa masalah kesehatan, kadang memang hinggap di tubuh saya. Tetapi tak menjadi hambatan untuk saya pribadi. Apalagi, semalam, kakak memberi kabar kalau Bude saya masuk rumah sakit di Jogja karena batu ginjal. Otomatis saya langsung bersyukur, bahwa keluarga kami dalam kondisi yang sehat. Sehat itu mahal harganya, begitu yang selalu Bapak bilang ke saya. Beliau bersama Ibu, adalah dua orang yang selalu memantau kondisi saya. Bapak, yang selalu tahu kalau badan saya mulai drop dan biasanya mengingatkan untuk banyak makan atau minum obat. Cuma, kadang-kadang saya yang terlalu ngeyel juga sih.
Dari kecil, saya memang agak bermasalah dengan gigi saya. Entah kenapa, dari mulai sakit ringan sampai gusi bengkak, kayanya sudah pernah saya alami. Paling parah bengkaknya itu waktu kelas 3 SMP. Muka saya seperti habis ditonjok orang. Bengkak, selama 3 hari. Hahaha... padahal, saat itu harus menjalani upacara Sakramen Krisma saya di gereja. Awalnya, saya merasa tidak siap aja dengan kondisi begitu. Namun, ada semacam dorongan yang besar dari dalam diri bahwa saya percaya setelah itu pasti sembuh. Semacam ngetest aja mungkin, pikir saya. Bodo amat deh, ngapain harus malu, toh saya harus tetap menerima Krisma daripada saya harus menunggu dua tahun lagi. Oh tidak. Malu nggak malu, saya berhasil melewati tahapan itu. Percaya gak? setelah pulang dari gereja bengkak saya mulai kempis dan tidak terasa sakit sama sekali. Puji Tuhan. Semacam mukjizat aja sih rasanya. Lalu, akhirnya diadakan "operasi" besar-besaran daerah mulut saya di dokter gigi. Hahaha, ada yang dicabut dan dibersihkan. Puji Tuhan, sampai sekarang, belum pernah lagi bermasalah dengan gigi dan gusi. Semoga tidak lagi. -- Sakit itu semacam sinyal bahwa mulai ada yang tidak seimbang dan sinkron dalam tubuh.
Terimakasih...
Terimakasih...
Terimakasih...
---------------------------
Magical May 2012 - day 4 | Health
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Kembang Api
Taman kota dan lalu lalang pekerja ibukota selepas jam kerja. Dia senang sekali mengamati manusia-manusia yang melintas di depannya. Suara k...
-
Pocari Sweat Tahukah Anda, setelah beraktivitas banyak elektrolit dan ion tubuh yang keluar melalui keringat? Minum air pun tidaklah cuku...
-
Taman kota dan lalu lalang pekerja ibukota selepas jam kerja. Dia senang sekali mengamati manusia-manusia yang melintas di depannya. Suara k...
-
Kenangan Terindah - Samsons Aku yang lemah tanpamu Aku yang rentan karena Cinta yang t'lah hilang Darimu yang mampu menyanjungku ...
No comments:
Post a Comment