Pages

Monday, June 21, 2010

Mati Rasa. Namun Tidak Kehilangan Cinta

Hari ini seperti biasa, Saya kembali meluangkan waktu sejenak untuk mengunjungi halaman profil Facebook seorang Kecil. Ya, Kecil. Sebut saja demikian, karena Saya pun lebih senang ketika memanggilnya dengan nama tersebut. Tak perlu saya jelaskan disini, ada hubungan apa antara saya dengan Kecil. Namun, ketika saya berhasil mengetik sebuah tulisan atau apapun dalam blog ini, itulah Kecil. Seseorang yang benar-benar menjadi inspirasi dalam menulis.

Oh ya, saya sebenarnya tidak tahu juga mau nulis apa. Masih kosong dalam benak saya untuk menumpahkan semua hal yang sebenarnya tengah bermain-main dalam tempurung kepala saya.
Oke, bisa dibilang saya sedang mati rasa, atau apapun itu. Hanya hampa ketika mencoba menggali lebih dalam. Saya tidak menemukan apa-apa. Tersadar, saya tengah kehilangan. Rentetan peristiwa demi peristiwa yang terjadi secara cepat membuat saya tidak mampu lagi untuk berpikir dengan baik seperti sebelumnya. Apakah ini yang kebanyakan orang menyebut sebagai patah hati? Bisa jadi.
Seorang Kecil yang beberapa waktu kebelakang selalu menemani hari-hari saya, kini menjauh pergi. Ataukah dia hanya pergi tapi di suatu hari dia akan kembali? Selayang pandang ke rentang waktu yang pernah kami lewati. Harusnya tak lagi saya utak-atik semua bentuk kenangan yang berdua kita ada. Hanya menambah sedikit tabungan luka dan sebuah harapan kosong, tanpa pernah saya bisa untuk menyentuh kembali. Kenangan tetap kenangan, hanya menjadi hantu di sudut pikir kalau kita tidak bergerak atau tidak berani bertindak apa-apa. Begitulah sedikit kutipan yang pernah saya baca dalam sebuah novel favorit saya.
Kalau tulisan ini berhasil saya posting, mungkin akan jadi sebuah tulisan yang tidak jelas dari saya. Bukan saya terlalu larut dengan perasaan saya sendiri. Inspirasi selalu datang setiap kali saya mengingat seorang Kecil, terus bermain dan layaknya slideshow hitam putih di memori kepala saya, yang pada akhirnya tak satu kata pun dapat saya goreskan di sini.
Ahh, sudahlah... biarkan waktu yang pelan-pelan menyembuhkan goresan luka dalam hatiku. Tak perlu juga, menangis untuk sebuah hal yang telah berlalu. Ada pelajaran berharga yang selalu saya peroleh dari setiap kejadian yang ada dan pernah singgah dalam hidup saya. Tuhan sedang membentuk saya. Dia menyiapkan sesuatu yang indah pada akhirnya.

Tulisan absurd saya hentikan sampai disini. Pasti besok saya menulis lagi. Untuk Kecil, tetap jadi seperti dulu ya, saya akan banyak menulis tentang ( ehh..bukan tentang kamu), saya hanya terinspirasi dari sosokmu. Itu saja.


=========
Saatnya istirahat...

No comments:

Post a Comment

Kembang Api

Taman kota dan lalu lalang pekerja ibukota selepas jam kerja. Dia senang sekali mengamati manusia-manusia yang melintas di depannya. Suara k...