gambar dipinjam dari sini
***
=sedikit monolog tentang cerita seseorang=
Waktu meringkusku dalam labirin perasaan yang bernama indah, yang hampir semua orang kadang sulit mencerna maknanya sekalipun hal itu terus berkelindan dalam otaknya. Cinta.
Aku mengingatmu, malam itu. Mungkin malam-malam sebelumnya, aku telah mulai memperhatikan sosokmu, hanya kau yang tak pernah tahu sampai aku menulis kata-kata ini.
Kau hanya seseorang biasa, begitu kata-kataku. Namun aku sendiri juga tak habis akal mengapa kau terus bermain-main dalam kotak bernama pikiran yang tidak berbatas itu.
Kau masih ingatkan dengan insiden kecil malam itu? Ya, begitu ramai dan terlihat seperti anak kecil berebut balon hingga satu yang akhirnya tumbang. Ngamuk dan lari tak kembali.
...aku... kau tahu? aku kehilangan kata-kata sampai disini. Tapi ini harus tetap diteruskan.
Namamu, tak perlu kusebut. Kau pasti telah tahu ketika tulisan ini sampai ditangan kecilmu.
Aku tak mau menggombal, bukankah memang seharusnya perasaan ini terungkap secara jujur?
Aku yakin, sesuatu yang datangnya dari hati insya Allah akan kembali ke hati hati yang lain -Helvy Tiana Rosa
Aku pun tak pandai untuk menguntai dan memintal beberapa kata yang akan menjadikannya indah.
Bukankah cinta pada akhirnya memang tak perlu kata-kata indah?
Ahhh... tetap saja aku kehilangan kata-kata seperti ketika aku, kamu, kita menggantung suara di ujung sambungan telepon dini hari kemarin? Kau tahu, aku menahan nafas beberapa saat karena tersadar aku mulai mencandu suara dan nyanyianmu.
Aku hanya ingin satu. Kau tetap jadi temanku... temanku... dan mungkin teman yang akan berbagi suka duka bersamaku.
Aku pikir, tak salah pula aku menjatuhkan pilihan kepadamu.
Kamu, seperti anak kunci atau bahkan lebih yang berhasil membuka pintu hati yang tertutup rapat sekian lama.
Kamu hadir disaat aku mulai kehilangan harapan tentang sesuatu yang selama ini kuyakini ada. Cinta.
Ketika aku menulis buku harian pun, namamu adalah sumber inspirasi yang selalu ada dalam setiap daftar pustaka di akhirnya.
Sesederhana dirimu, sesederhana itu pula aku. Namun tak demikian dengan apa yang telah aku rasa untukmu.
Aku hanya ingin mencintaimu dengan sederhana, seperti lagu wajib di SD dulu. Lagu yang tak meminta kemampuan apa-apa, sederhana. Lagu yang hanya meminta dirinya dinyanyikan itu saja. -Fahd Djibran.
karena, mencintaimu berhubungan erat dengan besaran hati dan rentang panjang waktu untuk setia memilihmu. dan mencintaimu itu sungguh bukan rencanaku.
aku menyerah. Hanya ini yang aku mampu malam ini, namun aku pernah menuliskannya untukmu disini.
================
Edutria, 2010. Untuk seseorang yang dengannya saya janji pengen nulis sesuatu tentang seseorang. Tidak ada seseorang itu, dia adalah kamu...
wew... *spechless xp
ReplyDeletecepet bener komennya, jun... hahaha kenapa tuh jadi speechless XD
ReplyDeletethanks for reading ^^