Pages

Wednesday, December 15, 2010

Pamit Pergi, Adik Kecil


Sebuah awal memang selalu indah. Ketika di tengah, mulai tersendat, jatuh tersungkur dan bahkan berhenti sama sekali; semoga kau siap saat itu.
Aku hanya akan melihat langkahmu dari sini. Tidak membantu, menegur pun tak.
Kupikir kau telah cukup kuat untuk melangkah sendiri.
Karena aku mulai terbiasa untuk meniadakan kehadiranmu dalam hidupku.
Kau bahagia, aku pun demikian.
Hei, kau sudah bersama orang yang tepat? Syukurlah. Semoga memang baik adanya.
Sebaiknya, tak usah lagi terlalu nyinyir padaku. Sayang sekali pita suaramu untuk mengucap.
Aku ingin kau tetap diam; tidak peduli itu jauh lebih baik.
Kecuali kalau memang waktumu masih tersisa barang semenit untuk memikirkanku.

...aku pamit, adik Kecil...


=============
Edutria, 2010. Absurditas dalam ruang 140 karakter.

No comments:

Post a Comment

Kembang Api

Taman kota dan lalu lalang pekerja ibukota selepas jam kerja. Dia senang sekali mengamati manusia-manusia yang melintas di depannya. Suara k...