Pages

Wednesday, January 26, 2011

Selembar Foto dari Masa Lalu


Untuk Sapta yang berarti tujuh....
Ada geletar haru dan tatapan nanar dari bola mataku ketika foto itu aku temukan kembali. Masih di tempat yang sama, seperti pada saat pertama kali aku meletakkan selembar kertas bergambar kita berdua dalam agendaku. Tidak cacat, pun rusak. Terpasang manis di sudut depan tertutup plastik tebal berwarna bening.
Setelahnya aku tersenyum. Bahkan tertawa geli. Lucu sekali pose kita dulu. Tak ada lagi rasa kehilangan atau helaan nafas berat, sampai menitikkan air mata karena memandang foto tersebut.
Hampir 365 hari berlalu, dan kenangan-kenangan itu tetap hidup. Aku sendiri tidak boleh larut, karena jalan yang harus aku tempuh masih panjang dan belum usai. Kuarahkan langkah untuk tetap maju dan memandang lurus ke depan. Tak perlu juga aku terus menerus terkurung dalam labirin ruwet bernama masa lalu.
Kamu, di sana, pasti hari ini telah bahagia. Semoga saja. Hanya sedikit doa yang bisa aku untai dalam malam-malamku, menangkupkan kedua tangan dan memejamkan mata sambil menyebut nama Tuhan.

Aku sendiri pun yakin, tak perlu lagi untuk mengkhawatirkan tentang apapun. Bahwa kau memang tidak pernah mempunyai rasa yang sama terhadapku, selentingan pedas atau apapun. Tentang siapa atau orang yang bagaimana yang menjadi pilihanmu, aku harap itu yang terbaik.

Foto usang, tetap aku simpan. Tidak aku utak-atik lagi, biarlah dia bersemayam dalam diam di sudut sampul depan, menemaniku mencoret-coret buku harian itu sampai tiba di halaman akhir kemudian selesai.

Satu-satunya yang akan tetap ada di sini, dalam sebuah tempat paling istimewa di hati, masih akan ada senyum manis milikmu yang selalu menghiasi.

Salam,


=======================
Edutria, 2011. Lagi buka-buka album, dapat ide untuk bikin surat di atas.
Kumpulan surat-surat sebelumnya bisa dibaca di sini

2 comments:

  1. Untuk Sapta yang berarti tujuh...

    Entah kenapa pembukaan surat cintamu manis banget (seperti biasa)

    ReplyDelete
  2. Hei, halo... Aku jadi malu :">

    Terima kasih ya, Septa.

    ReplyDelete

Kembang Api

Taman kota dan lalu lalang pekerja ibukota selepas jam kerja. Dia senang sekali mengamati manusia-manusia yang melintas di depannya. Suara k...