dan aku menulis tentang cinta
yang melekatkan dua hati
dalam jalinan kisah dua anak manusia
semula sepi, menjadi berisi...
bahkan tulisan diatas tidak sanggup aku lanjutkan. Aku tidak tahu mengapa, rasanya semua hanya tersaji sebagai imaji dalam relung jiwa dan dalam ranah yang tidak terjangkau oleh tangan serta goresan pena.
Kembali melayang, menembus batas asa tentang anak manusia yang membuat aku mengerti apa itu cinta. Walaupun akhirnya saya terlampau bingung untuk merangkai sebuah pengertian tentang apa yang kurasa.
tercekat, patah dan buyar ketika aku mendapati inspirasi yang telah terkumpul kini hancur lebur dan berantakan.
aku memang butuh sebuah ketenangan, atau mungkin lebih tepat sebuah kedamaian bukan sebuah hingar bingar. bukan pula kemarahan, cacian atau makian.
Namun yang terjadi demikian. Seakan-akan dalam sekejap suasana hati berubah. Ibarat musim yang berganti oleh karena sang waktu, begitulah jiwaku. Tapi bukankah ini terlalu cepat?
Rasa cinta, gelombang serta aura positif seakan lenyap karena sebuah drama yang menyita air mata oleh seorang anak manusia.
Tidak..... tidak.... tidak....
jangan rusak kebahagiaanku,
jangan pula kau torehkan perasaan yang sama ketika kau jadi bagian dari drama itu.
Aku tidak siap bahkan aku takkan pernah mau.
Hanya ingin diam tapi bukan berarti membisu
dan membisu bukan berarti aku tidak memendam sesuatu.
Aku hanya ingin kembali membangun hati serta hidupku, dari sebuah reruntuhan dan bayang kelam masa lalu.
saat ini aku belum bisa pulihkan keadaanku...
musim gugur masih akan terus ada dan bahkan musim dingin yang akan terus berlanjut.
entah sampai kapan datangnya musim semi itu, hanya sang waktu yang tahu dan setia menemaniku
mungkin memang bukan malam ini...
besok?
takkan pernah ada yang tahu....
kelam yang mengharap fajar pagi
malam, 4 februari 2010
ditulis dalam suasana yang terbangun indah pada awalnya, berubah kedalam sebuah drama yang memuakkan yang menguras tenaga, memutarbalikkan emosi dan perasaan. Perubahan suasana yang ekstra cepat.
Luar biasa....
No comments:
Post a Comment