Hari ketujuh. Saya sebenarnya sudah telat beberapa hari untuk menuliskan ini. Harusnya, saya sudah sampai hari kesepuluh. Nyatanya, saya malah terlalu galau dan bingung ingin menuliskan apa dan siapa.
Hari ini adalah tulisan tentang mantan atau seseorang yang pernah jadi bagian dalam hidup saya. Mau menulis yang bagaimana lagi, sedang saya sudah terlalu banyak menggores pena dan mengetik satu persatu tentang kenangan akan dirimu di sini.
kepada Kamu,Semoga masih ingat betapa akurnya kita dulu.Apa kabarmu di sana? Sudah berselang lama sekali kita tidak saling berjumpa pun bertegur sapa. Kamu masih seperti dulu? Ah, saya pikir jeda waktu panjang yang sudah kita lewati bersama, pasti sedikit banyak sudah mengubah kita berdua. Rupanya hidup selalu memberi warna baru, saat kita berdua sepakat untuk saling memisah langkah dan berjalan ke arah serta persimpangan yang berbeda.Menyadari kita pernah ada, bersama di suatu masa, membuat saya bisa tersenyum. Saya tidak lagi merasakan perih yang sama seperti tahun-tahun yang lalu. Apa artinya saya memang sudah benar-benar melupakan kamu? Belum tentu.Terima kasih untuk saat-saat terindah yang pernah ada. Ketahuilah, bukan cinta yang membuat saya terhempas dan kandas. Saya hanya sedang belajar untuk melepas.Ada saat dimana saya mulai satu langkah maju dan kamu tetap jauh di depan saya. Kita belum ditakdirkan untuk saling menyamakan langkah.Tulisan saya, "aku mencintaimu" di awal buku yang kamu tutup terburu-buru tanpa sekalipun dibaca rasanya sudah cukup. Itu isi hati saya, dan tak ada yang perlu disesali.Karena buat saya, esensi hidup adalah soal memilih dan mengalami.Sekali lagi terima kasih, dan maaf untuk rasa sakit yang pernah saya lakukan. Saya sudah merasa lebih baik sekarang. Jangan khawatir. Waktu lebih dari satu tahun, rupanya bisa jadi obat manjur untuk luka itu. Meski saya tahu, faktor penentu utama adalah diri saya sendiri.
***
Aneh, saya tidak bisa meneruskan tulisan ini. Saya anggap sudah cukup. Tidak ada yang harus diingat-ingat lagi. Menatap ke depan itu lebih baik daripada hanya tinggal diam dan menikmati kenangan akan masa lalu; sekalipun itu indah. Masa lalu biarlah tetap ada di belakangmu. Sesekali bolehlah menengok sebentar. Iya, sebentar saja. Anggap sebagai pengingat dan pengalaman berharga untuk kini dan nanti.
==============
Edutria. 2011. Sebuah cerita dan ini sudah [lama] selesai.