Pages

Thursday, January 26, 2017

Tinggal

Mobil boks dengan tulisan "sekejap berkesan" melintas di depan saya. Di dalam halte TransJakarta yang lumayan penuh tulisan itu jelas terlihat. Wah, ada apa nih? Saya biasa mengamati kendaraan yang melintas dan sering ngarep dapat wisdom apa hari ini. Angkot wisdom, saya menyebut.

Ah, bisa jadi ini tentang seseorang itu. Saya mencoba untuk menghubung-hubungkan. Yah, tapi jangan sekejap juga ya? Begitu pikir saya.

Lalu saya ingat obrolan dengan teman, "ojo kesusu." Jangan terburu-buru. Nikmati momennya dan tidak perlu selalu dianalisa. Kebiasaan buruk saya. I analyzed almost everything. 😁

Percakapan demi percakapan yang akhirnya membuat saya yakin untuk terbuka dengannya membuat saya jadi lebih lega. Setidaknya, kami saling mengenal lebih baik dari sebelumnya. Saya tidak pernah bosan ketika ngobrol berdua. Topik mengalir tiada henti, lompat dari A ke Z. Proses panjang hingga saya berani bertegur sapa.

Saya mungkin terlalu lama asyik sendiri. Bukan, ini bukan lirik lagu Koentoadji kok. 😁 Saya yang terbiasa menutup diri, lalu tanpa sadar ada satu bagian dalam diri saya tersentuh untuk dibuka lagi.

Allah itu Maha pembolak-balik hati, begitu teman saya beberapa tahun lalu mengatakan hal ini. Saya ingat betul, tengah malam di bulan April, di mana ada keputusan penting yang harus dibuat dan berbagai drama mewarnai. Alhamdulilah, Puji Tuhan karena saya juga yakin ada rencanaNya hingga saya bertemu kamu.

Tinggal di sini. Kamu boleh masuk dan duduk manis di dalam. Bisa jadi apa saja; teman, sahabat, atau apapun. Selamat datang.

Bersamamu itu berkah Tuhan, tidak pun itu juga berkah Tuhan. Yang manapun terjadi demi kebaikan saya dan kamu.

Terimakasih untuk awal tahun yang menyenangkan ini setelah banyak turbulensi di sana-sini. Kamu.

Jakarta, akhir Januari 2017. Awal dari cerita.

No comments:

Post a Comment

Kembang Api

Taman kota dan lalu lalang pekerja ibukota selepas jam kerja. Dia senang sekali mengamati manusia-manusia yang melintas di depannya. Suara k...