Seperti juga kau, aku tak pernah tahu bagaimana keputusanku detik ini memengaruhi menit, hari, pekan bahkan tahun dan abad yang akan datang.
Seperti juga kau, aku tak pernah mengira, sebuah senggolan kecil atau bahkan sehelai daun jatuh pun dapat mengubah sejarah dunia.
Seperti juga kau, aku tak bisa menebak, ke mana semua ini akan bermuara.
Sudahlah, tak ada lagi yang bisa kukatakan. Seperti hidup yang tidak pernah memberi petunjuk, akhirnya kita hanya bisa bersiap mengikuti lingkaran takdir. -Lingkar
Membaca buku ini saya seperti dihadapkan pada sebuah realita yang terjadi di kehidupan sehari-hari. Setidaknya, saya pernah mengalami sendiri ketika serangkaian keputusan dan kebetulan membentuk serta memengaruhi diri sendiri dan orang lain. Setiap orang secara ajaib terhubung satu dengan yang lain lewat serangkaian kebetulan-kebetulan yang bukan kebetulan. Bahwa setiap kejadian dan hal-hal tak terselesaikan seringkali dengan cara yang sama sekali tak terduga mengantarmu pada sebuah ujung simpul bernama kesimpulan. Sebuah akhir dan jawaban. Buku ini berkisah tentang Janna, seorang gadis yang introvert dan sangat nJawani bergulat dengan dirinya sendiri ketika sebuah kejadian membuatnya berubah dan mulai mengorbankan hal-hal yang sangat berharga dalam hidup terutama pernikahannya.
Menggunakan sudut pandang orang pertama, buku ini bercerita lewat "aku". Secara pribadi saya menikmati setiap alur cerita di dalamnya. Saya seperti ikut merasakan dan menjadi seperti beberapa tokoh di cerita. Alurnya cepat dan tidak bertele-tele, tapi buat saya sendiri pun masih merasa kurang dan masih ingin menikmati dan menggali tokoh-tokoh yang ada. Tidak terlalu bermasalah, karena penulis bertutur dengan sangat baik. Lebih banyak narasi dan dialog yang tidak berlebihan membuat saya seperti mendengar penulis bercerita secara pribadi di depan saya. :D
Pemilihan tema yang tidak biasa pun buat saya menjadi salah satu kelebihan novel ini. Tentang lingkaran takdir, karma, serentetan kebetulan yang memang telah ada yang mengatur. Saya kurang suka dengan novel-novel cinta yang terlalu menye-menye, too good to be true, atau sekadar romantisme picisan belaka. Lingkar tampil apa adanya. Tidak ingin berlebih namun pas. Saya suka dengan penulis yang menyisipkan kejutan di tengah cerita, membuat saya yang sudah berandai-andai akan begini begitu lalu akhirnya ternyata tidak demikian. Kecele nih ye... :D *errr, wait.. nih ye udah jadul kayanya ya?*
Dari sekitar 180an halaman, saya tidak mengalami kebosanan ketika membaca. Ada bab dengan tokoh yang menjadi semacam penyegar dengan dialog-dialog dan narasinya yang saya bilang nyablak. Bisa jadi karena berkaitan dengan tokoh itu sendiri. Panjul sukses membuat saya nyengir dan ketawa sendiri di bus kota. Bumbu cerita pun makin lengkap. Gelap, haru biru, berbunga-bunga, sendu, dan kocak. Semuanya sesuai porsi. Pas.
Terdiri dari Lingkar Awal dan Lingkar Akhir, setiap tokoh bisa menemukan jalannya masing-masing untuk menyelesaikan urusan dan pergulatan pada waktunya.
No comments:
Post a Comment